Halal bihalal merupakan tradisi masyarakat Indonesia yang dilakukan sesudah hari lebaran baik di kalangan instansi pemerintah, perusahaan dan dunia pendidikan. Kegiatan ini tentu saja menjadi tradisi tahunan yang unik dan tetap dipertahankan serta dilestarikan. Ini adalah refleksi ajaran Islam yang menekankan sikap persaudaraan, persatuan, dan saling berbagi kasih sayang pasca lebaran.

Pada hari Selasa, 16 April 2024 bertempat di lapangan upacara SMA N 2 grabag yang dipimpin oleh bapak kepala sekolah Hendrat Vidityo,S.Sos keluarga besar SMA N 2 Grabag mengadakan halal bi halal. Acara berlangsung dengan khidmat dan saling memaafkan antara siswa dan guru serta guru dan karyawan. Kegiatan Halal bi halal dimulai dengan acara apel pagi dengan sambutan dan pemberian informasi untuk memulai KBM pasca lebaran. Setelah acara halal bihalal selesai siswa kembali ke kelas masing-masing dengan didampingi wali kelas masing-masing dengan kegiatan saling bermaaf-maafan dan dilanjut makan TURBO (Turahan Bodo) bersama-sama di dalam kelas serta saling bercerita kegiatan selama libur lebaran di rumah masing-masing. Usai kegiatan siswa diajak untuk membersihkan ruang kelas persiapan untuk KBM.
Kegiatan Halal bi halal dengan siswa selesai pukul 10.30 dilanjut dengan halal bi halal guru dan karyawan bertempat di laboratorium biologi. Kegiatan berlangsung dengan susunan acara sambutan dari kepala sekolah dilanjut dengan ikrar perwakilan dari guru dan karyawan yang diwakilkan kepada bapak Bambang Nugroho, S.Pd dan juga acara inti kajian yang diisi oleh bapak Syaiful Bahri Zen, S.Pd.I.

Dalam kajian halal bi halal tahun ini bapak Syaiful Bahri Zen, S.Pd.I menyampaikan materi tentang nikmat keluasan Rezeki. Yang mana rezeki itu banyak macamnya tidak hanya berupa materi juga merupakan Kesehatan yang Allah berikan kepada kita semua. Sepatutnya, setiap Muslim selalu bermohon kepada Allah SWT agar dikaruniakan rezeki yang luas (rizqan waasi’an) dan halal lagi baik (halalan thayyiban). Doa tersebut menjadi isyarat bahwa rezeki tidak hanya diusahakan (jalan darat), tetapi juga dimohonkan (jalan langit). Kita sering keliru memaknai hakikat rezeki yang dipahami hanya berwujud materi (harta benda). Padahal, harta (uang) hanya sebagian dari rezeki yang sedemikian luas. Memang, dari sekitar 124 kali kata rezeki dalam Alquran, sebagian besarnya berkaitan dengan harta kekayaan. Istri atau suami dan anak yang saleh, ilmu dan keahlian yang mumpuni, pekerjaan dan gaji yang mencukupi, tetangga dan kawan yang menyemangati adalah bagian dari rezeki. Allah SWT yang melapangkan dan menyempitkan rezeki sesuai kehendak-Nya (QS ar-Ra’du [13]: 26).
ALLAH SWT menjanjikan keluasan rezeki bagi siapa pun hamba-Nya yang beriman dan memohon hanya kepada-Nya. Hal itu ditegaskan di dalam Alquran Surah Al-Ankabut ayat 56, yaitu “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman. Sungguh, bumi-Ku luas, sembahlah Aku (saja).”
Keluasan rezeki bukan karena berlimpah harta, tetapi yang paling utama adalah kelapangan dada (bersyukur). Sebab, sebanyak apapun perolehan harta jika tidak diwadahi hati yang lapang (kufur), hidupnya akan terasa sempit.
Setelah selesai kajian halal bi halal maka dilanjutkan dengan ramah tamah dengan bapak ibu guru karyawan dengan saling berbincang santi serta bercanda untuk saling mengakrabkan satu sama lain. Setelah acara selesai juga dilanjutkan silaturahmi kepada komite sekolah dan sesepuh yang lainnya.