Jumat 1 November 2024, sukses diselenggarakannya gelar karya program presisi dari pukul 07.00 WIB hingga 14.00 WIB. Program presisi ini di bawah Kemendikbudristek yang diikuti siswa siswi kelas XI dengan jumlah lebih dari 60 siswa. Apa itu presisi? Presisi adalah kegiatan pendekatan siswa dengan lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Tujuannya untuk apa? Tujuan dari presisi adalah untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang terjadi di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Secara pelaksanaan presisi dapat mengembangkan karakter diri siswa dan mengembangkan minat dan bakat. Waktu pelaksanaan presisi ini dilakukan sejak bulan Agustus akhir hingga September.

Gelar karya presisi diawali kegiatan seminar yang dihadiri sebagian wali murid anggota presisi. Dra. Erna H, M.Pd sebagai ketua program presisi memberikan pembukaan seminar berisi bagaimana presisi berpengaruh dalam pengembangan karakter siswa. Dilanjutkan sambutan perwakilan Kepala Sekolah Syaiful Bahri Zen, S.Pd.I mengucapkan selamat datang pada tamu undangan dan berterima kasih bagi siswa-siswi presisi. “Pembelajaran tidak selalu di dalam sekolah, siswa siswi belajar di luar sekolah mengemban pengalaman baru bersama teman-teman. Hal ini dapat menjadi motivasi bagi seluruh siswa SMAN 2 Grabag sebagai agen perubahan atau inovasi di masa depan,” ujarnya.

 

Kemudian disambungnya pembukaan dari Bapak Desus, Dirjen Kebudayaan, Direktorat Pengembangan Pendidikan Kebudayaan. Menurut beliau pendidikan itu adalah mencerminkan kebudayaan. “Presisi diadakan bertujuan untuk mengenali diri sendiri, mengenali lingkungan, yang dibungkus dengan pembelajaran yang ada dalam presisi. Presisi yang kita adakan mengenalkan siswa kepada inovasi yang menggabungkan lingkungan dengan teknologi modern atau tradisional,” tanggapannya.

Selesai sambutan, wali murid menonton penampilan tari soreng dari siswa-siswi SMAN 2 Grabag. Setelah menonton wali murid mendapat penjelasan bagaimana ekstrakurikuler tari soreng berjalan. Lalu dilanjutkan presentasi dari setiap kelompok presisi, menjelaskan bagaimana perjalanan kegiatan berlangsung hingga hambatan-hambatan yang mereka dapat. Nama-nama kelompok presisi ini sangatlah unik, berikut nama-namanya:

  1. Kelompok Doraeman

Kelompok ini mengangkat permasalahan sampah plastik di sekolah. Program yang mereka lakukan untuk mencegah sampah plastik ialah program One Day Less Plastic setiap hari Rabu.

 

  1. Kelompok Pelipis

Kelompok yang membahas mengenai kulit pisang kepok dan raja nangka serta pemanfaatannya sehingga mereka memanfaatkan kulit pisang untuk pakan ternak dan menggoreng kulit pisang yang dapat dijadikan sebuah camilan.

  1. Kelompok Kakung Mlampah

Membahas tentang mengetahui sistem penjualan hingga pengelolaan pembagian modal dan keuntungan. Rencana yang mereka sepakati ialah menjual produk kerajinan sampah anorganik secara online.

 

  1. Kelompok Irigasi Tetes

Permasalahan yang diangkat dari kelompok Irigasi Tetes adalah mengetahui kendala selama penerapan irigasi tetas. Kesimpulan yang mereka dapat ialah bahwa irigasi tetes akan lebih efisien jika dibuat menggunakan pralon, yang memungkinkan aliran air lebih terfokus dan merata.

  1. Kelompok Jaman Sekolah

Tujuan dari kelompok ini adalah mengatasi corat-coret pada meja sekolah. Dan mereka melakukan ajakan pada siswa-siswi untuk melakukan kebiasaan bersih.

 

  1. Kelompok Puja Sabu
  2. Kelompok Telibu
  3. Kelompok TTS Sambal Tutut
  4. Kelompok Sunero
  5. Kelompok TTS Pupuk
  6. Kelompok Prewid
  7. Kelompok Pandawara

Semua nama-nama kelompok tersebut memiliki singkatan dan arti yang unik. Tak lupa dengan siswa siswi kelas X, XI, dan XII yang tidak mengikuti presisi juga dapat menonton bazar presisi dan dapat membeli produk yang dijual dari setiap kelompok. Acara terakhir seminar ialah ucapan terima kasih dan harapan dari Kepala Sekolah Hendrat Vidityo, S.Sos.

“Saya mengharapkan semoga kegiatan presisi ini dapat bermanfaat bagi siswa-siswi, mendapatkan perkembangan, serta dapat berlanjut berkembang pada masa akan datang,” harapan Kepala Sekolah Hendrat Vidityo, S.Sos.

“Hasil pembelajaran dari kegiatan presisi ini saya merasa menambah rasa percaya diri dengan berani berbicara di depan banyak orang, juga merasa sifat kerja sama dan gotong royong meningkat,” ujar salah satu anggota presisi, Diva Ayu Kumalasari dari kelas XI 1.

“Kegiatan ini sangat bagus dan mudah-mudahan ada perkembangan selanjutnya, otomatis dari presisi ini menunjukkan bahwa anak-anak memiliki bakat, jadi pemikiran lebih bagus. Saya juga sangat pendukung kegiatan ini karena sangat positif,” pendapat Ibu Nani wali murid dari siswa bernama Nisrina Alya Wulandari kelas XI 7.